Al Mansur : Bandar dan Tempat Narkoba, Tenggelamkan !

Spread the love

Narkoba sudah sangat mengkhawatirkan menghancurkan pemuda dan remaja Indonesia. Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistiandriatmoko menegaskan Indonesia kini sudah memasuki darurat narkoba mengingat tingginya prevalensi pengguna barang terlarang tersebut yang telah mencapai 4,2 juta penduduk Indonesia. Pada 2014 tercatat 1,6 juta jiwa mencoba – coba pakai, 1,4 juta jiwa sudah teratur pakai, dan sisanya menjadi pecandu. Angka itu terus bertambah setiap tahunnya, pada 2016 angka penyalahgunaan narkoba naik 3,6 persen. Untuk kalangan pelajar, hampir semua pelajar Indonesia pernah melakukan narkoba, baik itu coba pakai sampai pada tahap yang sudah teratur pakai.

Sebagai gambaran, jika ada 100 mahasiswa atau pelajar Indonesia, maka 4 orang diantaranya pernah menggunakan narkoba dengan kategori coba pakai, dan 2 diantaranya menjadi penyalahgunaan narkoba teratur pakai.

Kalau ada pembiaran aparat maupun pemerintah dan kekurang pedulian kita, maka Bangsa Indonesia akan bisa hilang karena matinya para generasi penerus. “Kalau narkoba ini terus dibiarkan, bangsa Indonesia akan kehilangan generasi muda, kembali mengalami kemunduran dan juga penjajahan,” tutur Al Mansur.

Melihat dari record kejadian narkoba di tempat hiburan, ada benang merah antara narkotika dengan hiburan malam. Banyak orang yang datang ke diskotek itu, salah satunya karena ada narkotika disana. Keberadaan narkotika di diskotek menjadi salah satu daya tarik orang bersedia datang ke tempat hiburan malam. Sehingga Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas) berani mengatakan bahwa narkotika bisa ditemukan di setiap diskotek di DKI Jakarta.

Kalau perlu, menurut Al Mansur, langsung tenggelamkan saja begitu ada indikasi peredaran narkoba di tempat hiburan. Harus ada langkah tegas dari pemerintah, saat tempat hiburan itu terindikasi tempat peredaran narkoba, tutup saja. Kalau tidak ada ketegasan, maka yang tragedi narkoba cair di Diskotek MG club International yang lama beroperasi akan terulang lagi. Pemilik terlibat, karyawannya juga sama semua.

Al Mansur juga mengatakan bahwa narkoba ini sama dan bahkan lebih berbahaya daripada teroris, karena dampak penggunaan narkoba bisa membuat rusak generasi bangsa dan kehancuran negara serta bangsa itu sendiri.

Ketua DPD PKS Jaksel ini menyatakan prihatin dan mengaku miris melihat peredaran narkoba di negeri ini yang seakan tanpa pembatas masuk dari negara lain. “Narkoba yang masuk ke Indonesia bukan lagi ukuran kilogram, tetapi sampai satu ton lebih,” ujarnya.

Oleh karenanya bandar narkoba harus bisa ditenggelamkan, dihukum tembak seperti di Filipina. Mereka sudah membunuh ratusan bahkan ribuan generasi muda bangsa ini. “Bisa juga dengan tembak di tempat bagi bandar atau pengedar narkoba,” tambah Al Mansur.

Perlu juga BNN bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri ada tidaknya uang bandar narkoba yang masuk dana kampanye pada Pilkada Serentak 2018 ini. “Warga harus waspada dan curiga jika ada uang narkoba untuk Pilkada. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi,” ujar Al Mansur.

Sangat pilu, jika pilkada yang diselenggarakan dengan menghabiskan anggaran triliunan rupiah, lalu cuma menghasilkan seorang kepala daerah atau keluarganya yang akhirnya digiring ke tahanan karena kasus narkoba. Dimana letak moralitas politiknya? Mau diletakan dimana harapan para pemilih?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *