Beberapa pekan ke belakang, telah terjadi beberapa indikasi yang mengarah pada penyerangan dan intimidasi terhadap ulama di wilayah Jakarta Selatan. Beberapa pelaku menggunakan modus seperti orang gila saat ditangkap warga maupun aparat.
Polres Jaksel sudah menyatakan bahwa penanganan orang yang diduga mengidap penyakit kelainan kejiwaan harus benar-benar sesuai prosedur. Aparat tidak akan mudah percaya saat orang tersebut berpura-pura mengalami gangguan kejiwaan. Akan dilakukan pengecekan atau observasi ke rumah sakit terlebih dahulu dan tidak akan langsung di lepas. Polres Jaksel juga telah melakukan upaya penanganan dan pengamanan terhadap orang yang diduga mengidap penyakit kelainan kejiwaan, antara lain di kawasan Cilandak, Pasar Minggu, Pancoran dan Jagakarsa.
Akibat peristiwa tersebut, masyarakat pun kini seperti terkondisikan tidak tenang dan mudah curiga terhadap orang yang bertingkah laku seperti orang gila, yang berkeliaran di sekitar permukiman mereka, khususnya di dekat tempat ibadah atau di kediaman ulama. Atas peristiwa ini, bersama elemen masyarakat dan juga aparat, PKS Jaksel bersinergi untuk ikut membantu mengamankan dan menjaga aset umat yakni para ulama. Atau kalau boleh meminjam istilahnya Polres Jaksel adalah mengokohkan soliditas tiga pilar. Tiga pilar akan membuat Posko Bersama di tingkat kecamatan guna menangani pengaduan terhadap keberadaan orang yang diduga mengidap penyakit kelainan kejiwaan.
PKS Jaksel mempunyai regu Kepanduan yang memang bertugas membantu mengamankan agenda dakwah, agenda politik, aset umat seperti ulama, aset masyarakat sekaligus mengamankan aset negara. Regu kepanduan ini tersebar merata di seluruh wilayah Jaksel untuk sepuluh kecamatan. “Kepanduan PKS bersama umat, masyarakat dan aparat bersinergi ikut mengamankan aset umat dan masyarakat yakni para ulama. Kami PKS lahir dari umat dan berkhidmat untuk umat. Kepanduan siap kapan saja jika sewaktu – waktu dibutuhkan untuk membantu,” ujar Ketua PKS Jaksel, Al Mansur Hidayatullah di sekretariat.