Bedah Buku ‘Politik Tegak Lurus PKS’  Digelar Interaktif Dan Menarik

Spread the love

Pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPC Pancoran mengelar Bedah Buku ‘Politik Tegak Lurus PKS’, Sabtu (15/9). Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Insan Mandiri ini dimulai dengan kisah Sahabat Nabi yang mempunyai betis yang kecil oleh pembicara, Ustadz Agus Poernomo. Kisah Sahabat Nabi ini memang ditulisakan di awal – awal buku ‘Politik Tegak Lurus PKS’.

Adalah sahabat mulia Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu yang terlihat betisnya. Sangat kecil hingga dihina oleh beberapa oknum. Melihat apa yang dilakukan oleh oknum tersebut kepada ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Apakah kalian heran dengan kecilnya betis Ibnu Mas’ud? Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu lebih berat dalam timbangan amal daripada Gunung Uhud.”

Sahabat mulia Nabi ini memiliki kekurangan dalam pandangan sebagian manusia. Dipandang remeh karena fisik dan angora badannya yang kecil, kurus, dan kering. Kemudian Nabi mengingatkan bahwa fisik bukanlah ukuran kemuliaan. Meski kecil, betis itu dinilai lebih berat daam timbangan amalnya, melebihi beratnya Gunuh Uhud yang mulia. Kisah ini dapat bermakna jika pun badan kurus, berupayalah agar timbangan kebaikannya berat. Dan jika gemuk, pastikan bahwa timbangan amal kebaikannya jauh lebih berat dari timbangan berat badan.

Alhamdulilah acara ini mendapatkan respon positif dari kalangan kader senior dan juga kader muda PKS, ratusan kader dari enam kelurahan di kecamatan Pancoran datang memenuhi tempat acara. Banyak pertanyaan yang disampaikan oleh audiens pada tiap terminnya, namun sepertinya waktu yang tersedia kurang, sehingga moderator menyetop acara saat waktu dzuhur tiba.

Buku yang ditulis Ustadz Abu Ridho, seorang yang sudah lama mengeyam asam garmnya dunia dakwah, hal ini terbaca dari tulisan di buku ‘Politik Tegak Lurus PKS’ yang kaya dipenuhi dengan ilmu, pengalaman dan startegi baru ini. Ini tidak lain merupakan olahan dan racikan penulis yang sudah puluhan tahun beraktivitas dalam dakwah, baik dakwah kultural maupun dakwah politik. Buku ini merupakan paduan antara prinsip dan fleksibilitas politik pergerakan PKS. Sinergitas antara mesin PKS, militansi kader, variasi segmen, aturan yang komprehensif serta hasil yang signifikan telah melahirkan ramuan yang muntijah. Buku ini merupakan tulisan singkat sebagian hasil formula penulis tentang dakwah politik PKS. Saat siapapun faham dan kenal siapa PKS, maka semua bentuk dan kemasan ketidaktaatan, propaganda, penggalangan pembelotan, pembangkangan, penggembosan dan pembusukan dengan segala rumus makarnya dapat diminimalisir.

Buku ini juga berupaya menjelaskan dan merinci proses dakwah politik yang ada dalam Al qur’an, As Sunnah dan sirah Nabi Muhammad SAW. Aktivis yang sedang bergerak dalam dakwah politik perlu mempelajari dan mengimplementasikan nilai – nilai itu dalam aktivitas mereka.

Bab II halaman 140, penulis menyampaikan bahwa, “Struktur yang solid bagi gerakan dakwah yang sedang memasuki ranah strategis dibentuk pula oleh keberadaan anggota / aktivis yang patuh terhadap pemimpin dan aturan gerakan. Dengan kata lain, struktur solid ditentukan oleh para aktivis moralis yang aktif, baik dan terpuji.”

Dalam Bab III halaman 202, penulis menegaskan kembali bahwa, “Ranah politik sering disebut – sebut sebagai medan kehidupan yang sarat dengan konflik, fitnah, dan intrik. Walaupun begitu Gerakan Dakwah selalu akan memandang ranah politik sebagai wilayah aktivitas yang menantang yang harus diterjuninya. Harus terus melangkah apapun tantangan dan resiko yang akan diterima.

Bab IV halaman 271, penulis mengungkapkan pengamatannya bahwa, “ … tidak sedikit politisi yang menikmati adanya krisis ideologi yang terjadi di tengah – tengah bangsanya. Terutama pemimpin yang syahwatkekuasaan dan kekayaannya tidak bisa dikendalikan. Dalam sebuah hadits, krisis ideologi dibahasakan sebagai krisis keimanan yang membuat peluang kebaikan makin menyempit.”

Dalam Bab V halaman 365 – 366, penulis menyampaikan bahwa, “Sejatinya kesuksesan pencapaian cita – cita politik PKS memmerlukan dua dukungan, pertama yaitu dukungan yang bersifat mutlak yakni dukungan allah SWT, kedua adalah dukungan publik. Oleh karenanya partai harus melakukan dua agenda besar.”

Di Bab V halaman 307, penulis menulis menyampaikan bahwa, “PKS memposisikan eksitensi dirinya sebagai Partai Dakwah maka sebagai konsekuensi logisdari posisi tersebut, cita – cita dakwah dengan segala dimensi yang ada di dalamnya harus menjadi poros perjuangan cita – cita politiknya. Ini harus disadari oleh segenap kader dan aktivitasnya, lebih – lebih para pimpinannya.”

Sampai ketemu di lain kesempatan, dengan agenda bedah buku – buku lainnya, terima kasih.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *