Ketua PKS Tebet : Penggusuran Bukit Duri Kurang Dialogis – Kurang Musyawarah – Kurang Manusiawi

Spread the love

rohmat tebet bukit duri

Pagi ini, Rabu (28/9), Pemerintah Kota Jakarta Selatan menertibkan bangunan-bangunan yang ada di bantaran Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan. Normalisasi Ciliwung ini mengorbankan ratusan bangunan di sepanjang kawasan Bukit Duri, dan sebelumnya Kampung Pulo, yang berada tepat di seberangnya.

Dengan penggusuran perumahan warga di Kelurahan Bukit Duri kecamatan Tebet tersebut, Ketua DPC PKS Tebet, Bang Rohmat menyampaikan beberapa poin pernyataan.

1. Kami ikut merasakan kesedihan dan empati yang sedalam- dalamnya kepada warga yang terkena korban penggusuran Bukit Duri.

2. Sangat sedih dan prihatin atas tindakan yang semena – mena, kurang dialogis, kurang musyawarah, serta kurang manusiawi dari pihak Pempkot Jakarta Selatan.

3. Seharusnya pihak Pemprov DKI, dalam hal ini Gubernur DKI bisa turun langsung sebagai pimpinan daerah, untuk melakukan tindakan dialogis – persuasif kepada warga bagaimana untuk mencari solusi atau jalan terbaik untuk warganya. Sehingga warga betul-betul merasa terlindungi hak-haknya dan martabatnya sebagai warga negara oleh para pemimpin-pemimpinnya.

4. Mengajak berbagai elemen masyarakat, segenap anggota dewan, semua balon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk terjun langsung ke lokasi penggusuran sehingga kita bisa mendengar, melihat langsung aspirasi dan keinginan warga. Ini adalah bentuk dukungan moral sebagai wakil rakyat dan calon pemimpin yang ke depannya akan dipilih rakyat.

5. Semoga juga ada bantuan riil yang betul – betul dirasakan oleh warga masyarakat korban penggusuran

Kawasan Bukit Duri sejatinya masih sedang dalam proses hukum. Seharusnya masih bisa dilakukan penundaan atas rencana penertibannya hingga keluar putusan hukum tetap. Di kota lain seperti Solo, relokasi bisa dilakukan dengan musyawarah tanpa penggusuran paksa. Tetapi yang ada di Bukit Duri adalah saling menyalahkan, merasa paling benar, minim sekali musyawarah mufakat. Padahal Bangsa ini besar karena kita punya asas mufakat.

Pemaksaan penggusuran, merupakan bentuk kebrutalan yang dilakukan pemerintah. Bagaimana mungkin rakyat kecil selalu yang jadi korban. Apakah karena mereka miskin kemudian mereka tidak pantas memiliki?  Warga sudah tinggal berpuluh-puluh tahun di Bukit Duri ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *