Pemalsuan QRIS Kotak Amal Masjid, Al Mansyur: Ini Kriminal Penipuan dan Sangat Keterlaluan

Spread the love

Aksi pemalsuan barcode QRIS kotak amal terjadi di sejumlah masjid di Jakarta, termasuk di Jakarta Selatan seperti di Masjid Nurul Iman Blok M Square dan Masjid Nurullah Kalibata City.

Dari pemberitaan media diketahui bahwa ada seseorang pria yang menempelkan stiker QRIS palsu di kotak amal beberapa masjid.
Akibatnya, infak jemaah tidak terkirim ke rekening masjid, tetapi masuk ke rekening pelaku.

Berkaitan dengan hal itu, Ketua DPD PKS Jakarta Selatan, Al Mansyur Hidayatullah mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan tindak kriminal pencurian dana umat, penipuan dan sudah sangat keterlaluan.

Al Mansyur mengimbau jemaah masjid dan warga masyarakat untuk tetap berinfak, dan memastikan rekening tujuan yang tertera di aplikasi pemindai barcode adalah rekening masjid, bukan nama orang.

“Warga tidak perlu risau dan enggan untuk berinfak melalui QRIS. Cek dan ricek lagi nama rekening tujuan. Pastikan sama dengan nama masjid, bukan nama seseorang. Atau bisa juga langsung ke lembaganya seperti masjid, yayasan, baznas atau lembaga lainnya,” tegas Al Mansyur.

Al Mansyur menghimbau agar aparat segera menangkap pelaku dan memprosesnya melalui hukum yang berlaku, dan semoga pelaku juga jera dan bertobat atas kejahatannya.

Tidak lupa juga, Al Mansyur mengatakan bahwa kasus tersebut jangan dijadikan alasan untuk tidak berinfak di masjid. “Kasus ini pelajaran bagi kita semua untuk kita lebih waspada dan melek teknologi, jangan dijadikan alasan untuk tidak berinfak di masjid. Digitalisasi keuangan masjid (dengan penggunaan QRIS) masih diperlukan untuk transparansi keuangan masjid,” ujar Al Mansyur.

Mengutip dari laporan spesial 2023 Welcoming 2023 Ramadan and Eid yang dibuat oleh Jakpat yang melibatkan 1.034 responden Muslim, menjelaskan bahwa ada beberapa pengeluaran yang paling banyak dilakukan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Sebanyak 88 persen responden mengatakan pengeluaran dialokasikan untuk zakat, infak, dan sedekah. Di posisi kedua sebesar 80 persen untuk buka puasa, disusul 79 persen untuk berbelanja makanan, 69 persen berbelanja untuk Ramadhan dan Idul Fitri, lalu 53 persen berbelanja untuk kebutuhan lainnya. (ADM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *