Jangan Urai Benang Ukhuwahmu Yang Sudah Kau Pintal Lama

Spread the love

Kita sebagai seorang muslim yang bersaudara tentu tidak ingin mengurai kembali ikatan yang telah direkatkan, mengungkit segala yang telah diberikan, dengan perasaan menyesal dan meratapi segala yang pernah terjadi dalam jalan ini. Kita merasakan bahwa kita mendapatkan banyak kemuliaan, mendapatkan banyak saudara, mendapatkan banyak ilmu, menambah banyak teman dan kawan, memiliki banyak pengalaman, mengambil banyak hikmah, menguatkan potensi diri, menajamkan mata hati dan mata jiwa. Sebuah jalan yang membawa berkah ukhuwah yang melimpah, maka kalau tiba-tiba kita dengan sengaja atau tanpa sengaja mengurai benang ukhuwah yang selama ini kita pintal maka akan merugilah kita.

Tatkala salah seorang yang telah berjuang siang dan malam, dengan sabar ia memintal kapas menjadi benang, lalu melanjutkan perjuangannya dengan merajutnya menjadi selembar kain, selangkah lagi akan menjadi sebuah pakaian. Rasa gembira menghampirinya wajah anak-anaknya, karena merasa tidak lama lagi akan mendapatkan pakaian baru hasil buatan orang yang dicintainya. Namun diluar dugaan, orang yang selama ini dicintainya itu bukannya melanjutkan perjuangan dengan menjahit kain hasil tenunannya, ia malah kembali mengurai hasil tenunannya menjadi benang. Dan terus ia mengurai benang itu kembali menjadi onggokan kapas. Saudaraku, …  bisa kita bayangkan, bagaimana perasaan dan sikap putra-putrinya? Kebahagiaan yang sedikit lagi akan menghampiri mereka sekejap sirna, dan tawa ria pun berubah menjadi jerit tangis duka nestapa.

Ini adalah gambaran sederhana bagi keadaan yang semoga tidak sedang menghampiri saudara – saudara kami sesama muslim di manapun berada. Setelah saudara dengan segala daya dan upaya merajut kebahagiaan dan keberhasilan ukhuwah. Setelah saudara mulai merasakan indahnya dan nikmatnya berukhuwah.  Akankah semuanya itu diurai menjadi benang dan kapas kembali? Akankah kita tega meruntuhkan bangunan ukhuwah yang mulai tersusun rapi?

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (QS. An Nahl: 92)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *